Pada pertemuan kali ini, dibahas Supply Chain Management, Logistic and Supply Chain Management, dan Sustainable Supply Chain.
I. Supply Chain Management
Supply chain management atau menejemen rantai pasok merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengintegrasikan sebuah organisasi agar dapat bekerjasama dengan baik sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Untuk membangun suplly chain management, diperlukan competitiveness, customer service, integration dan coordination.
Competitiveness atau persaingan dilakukan agar memiliki tujuan yang jelas, seperti memastikan hasil produksi berkualitas baik dan stoknya terus ada agar kepuasan konsumen terpenuhi. Persaingan dapat dicapai dengan adanya dua cara keunggulan, yakni keunggulan berdasarkan faktor keberuntungan dan juga keunggulan berdasarkan faktor kerja keras.
Customer service atau pelayanan konsumen dilakukan dalam tiga tahap, yakni tahap sebelum dilakukannya transaksi, tahap saat dilakukannya transaksi dan tahap setelah dilakukannya transaksi. Pelayanan pada tahap sebelum dilakukannya transaksi dapat berupa hubungan baik dengan konsumen atau calon konsumen yang terus dijaga. Pelayanan pada tahap saat dilakukannya transaksi dapat berupa selalu tersedianya barang produksi dengan kualitas yang baik, sedangkan pelayanan pada saat tahap setelah dilakukannya transaksi dapat berupa garansi bagi konsumen.
Integration atau penyesuaian unsur yang berbeda agar dapat memiliki keselarasan fungsi dalam mencapai tujuan. Dapat dilakukan dengan selektif memilih mitra yang dapat dipercaya agar sama-sama dapat menghasilkan produk yang berkualitas bagi konsumen dan sama-sama membangun tanggung jawab atas apa yang menjadi tugasnya.
Coordination atau kegiatan yang dilakukan berbagai pihak (dalam hal ini merupakan mitra) untuk mengatur dan menyepakati sesuatu dalam mencapai tujuan. Hubungan antar mitra ini terikat dengan kontrak.
II. Sustainable Supply Chain
Untuk menciptakan rantai pasok yang berkelanjutan, dibutuhkan strategi yang terdiri atas agar dapat melakukan langkah yang berbeda dari pesaing, yang juga disesuaikan dengan keadaan pasar.
Dalam usaha mempertahankan keberlanjutan sebuah usaha, terkadang terjadi bullwhip effect, yakni keadaan perubahan mendadak yang menimbulkan kejutan, baik pada pasar maupun produsen. Dapat terjadi ketika ada permintaan besar-besaran mendadak, seperti permintaan sapi pada saat Bulan Ramadhan hingga Lebaran yang meningkat drastis setiap tahunnya sehingga dapat diatasi dengan suplai sapi menjelang Bulan Ramadhn, namun ada juga yang tidak dapat diatasi, seperti saat permintaan pasar lesu tanpa sebab padahal telah dilakukannya banyak produksi dan menimbun persediaan. Umumnya dilakukan prinsip first in first out, yakni produk yang pertama kali disimpan, itu juga yang pertama kali didistribusikan, sehingga ketika ada bullwhip effect, simpanan produksi tidak lebih dahulu kadaluarsa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar